RSS

Jumat, 02 Mei 2014

Guru mau berubah, Kurikulum 2013 sukses



 Perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan adalah sebuah keniscayaan. Kalau tidak berubah berarti akan ketinggalan jaman. Harus disadari, mustahil bagi Kementerian Pendidikan Nasional menyusun kurikulum yang usia pakainya hingga puluhan tahun. Apalagi di abad ke-21, perubahannya demikian cepat, kompleks, dan sangat sulit diramalkan perubahannya .

Tidak ada yang salah dengan perubahan kurikulum yang terus dikembangkan oleh pemerintah, hanya salah pada penerapan dan pelaksanaan saja. Kurikulum tidak layak dijadikan kambing hitam dalam masalah pendidikan dikarenakan perubahan zaman yang terus melaju kencang. Kurikulum KBK tentu tidak akan cocok diterapkan di tahun 2014 yang semua berbau teknologi.


Di beberapa daerah, siswa lebih peka teknologi dibandingkan dengan guru. Hal ini tentu jadi pokok permasalahan yang kemudian disimpulkan bahwa dunia pendidikan benar-benar butuh penyegaran. Maka diluncurkanlah kurikulum 2013 sebagai jawabannya.

Sepintas saya akan memaparkan tentang kurikulum 2013 dari berbagai sumber yang saya baca, mohon dikoreksi jika kurang tepat.

kurikulum 2013

inti kurikulum kurikulum 2013, adalah ada upaya penyederhanaan, dan tematik integratif. kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.

Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan  (presentasi), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran.

Diharapkan melalui pendekatan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) jauh lebih baik. mereka akan lebih kreatif, inovatif dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan zaman, memasuki masa depan yang lebih baik.

Kurikulum 2013 memerlukan penambahan jam pelajaran dalam pelaksanaannya. rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran.

Dengan melihat deskripsi kurikulum 2013 seperti di atas, sungguh merupakan sebuah kurikulum yang akomodatif dan ideal terhadap perkembangan jaman. Namun yang jadi pertanyaan mendasar adalah sudah siapkah guru-guru melaksanakan kurikulum baru tersebut ? apakah nasib kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya yang gagal dalam meningkatkan kecerdasan bangsa?

Kompetensi guru yang rendah sebagai kendala

Dunia pendidikan kita memang menghadapi masalah besar dengan kompetensi para gurunya. Banyak guru yang tidak kompeten dalam melaksanakan pendidikan. Ini disebabkan kebijakan sebelumnya dalam proses perekrutan  guru yang asal-asalan.

Berbagai upaya telah dicoba untuk memperbaiki kompetensi dan profesionalisme guru, namun selalu terhalang oleh fakta bahwa banyak guru yang tidak mampu (dan juga tidak mau) untuk ditingkatkan kualitasnya. Hanya sebagian saja yang masih bisa dididik dan dilatih ulang (diupgrade).

Fakta lain juga menunjukkan bahwa banyak guru masih jauh dari memadai untuk melakukan perubahan mendasar sesuai dengan tuntutan jaman, seperti mengenal dan menggunakan internet sebagai media dan sumber pembelajaran. Apalagi jika dikaitkan dengan kebutuhan kurikulum untuk melakukan pengajaran tematik, pengajaran yang menggunakan proyek-proyek yang menggabungkan beberapa mata pelajaran sekaligus.

Guru masih melihat bidang studinya berupa teks dan belum konteks. Karena metode CTL (contextual teaching and learning) maasih sebatas wacana, belum nejadi pengetahuan apalagi menjadi keterampilan guru.

Hal ini akan mengakibatkan kesalahan pada evaluasi yang dilaksanakan. Evaluasi akan berpedoman lagi pada paradigma lama yang hanya mengukur kemampuan kognitif , bukan portofolio.

Prinsip ‘student centre’ pun belum difahami secara sempurna. Masih banyak dalam kegiatan belajar mengajarnya masih terpusat pada guru, bukan siswa.

Bagaimana solusinya ?

Rekrutlah guru-guru yang memiliki kualifikasi tinggi pada bidangnya.  Guru harus benar-benar kompeten dan profesional.

Selain itu, guru juga harus memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan kurikulum ini. Dituntut kerja keras guru hingga kurikulum ini bisa diterapkan di kelas.

Berikan pelatihan tentang pembelajaran sebanyak-banyaknya dan kemudian biarkan mereka berkreasi di kelas.

Sekolah juga harus ikut serta dan aktif memberikan motivasi kepada guru untuk mengupgrade kompetensinya dan memberikan pengajaran yang terbaik di kelas.

'Education is a world of change. if you dont change, you will rot.'

Selamat berjuang untuk berubah bapak dan ibu guru !

0 komentar:

Posting Komentar