seringkali seremoni mengenang peristiwa
tersebut di kalangan masyarakat Muslim lebih menyerupai ajang mendengarkan
dongeng tentang tahap-tahap perjalanan malam beliau dari Mekah ke Palestina,
lalu menanjak menembus langit ke tujuh.
Dari waktu ke waktu, mimbar-mimbar peringatan
Isra Mi’raj hanya berceloteh tentang “bagaimana” ketimbang “mengapa” peristiwa
itu terjadi. Maka makna dan pesan penting bagi transformasi sosial dan moral umat
manusia dari peristiwa itu pun lebih kerap tertimbun oleh ritual perayaan
tahunan yang makin sarat nuansa hiburan, interest politik dan pencitraan
kesalehan.